Selasa, 08 Juni 2010

SEKOLAH ADIWIYATA DI JEMBER

Berikut adalah sekolah-sekolah pengembang Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan

SMA Negeri 5 Jember (Adiwiyata Tingkat Nasional 2008)
SMA Negeri Kencong (Adiwiyata Jawa Timur (2010)

SMP Negeri 2 Balung (Adiwiyata Jawa Timur (2010)
SMP Negeri 9 Jember (Adiwiyata Jawa Timur)

SMP Negeri Sukorambi (Rintisan Adiwiyata Kab.Jember)
SMP Negeri 2 Jenggawah di Ajung (Rintisan Adiwiyata Kab.Jember)
SMP Negeri 2 Sukowono (Rintisan Adiwiyata Kab.Jember)

Sumber : KLH Jember; Dispendik Jember

MENGENAL SEKILAS TENTANG ZAT ADITIF PEWARNA MAKANAN.

Pada dasarnya baik masyarakat desa maupun kota, pasti telah menggunakan zat aditif makanan dalam kehidupannya sehari-hari. Secara ilmiah, zat aditif makanan di definisikan sebagai bahan yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu. Disini zat aditif makanan sudah termasuk : pewarna, penyedap, pengawet, pemantap, antioksidan, pengemulsi, pengumpal, pemucat, pengental, dan anti gumpal.

Istilah zat aditif sendiri mulai familiar di tengah masyarakat Indonesia setelah merebak kasus penggunaan formalin pada beberapa produk olahan pangan, tahu, ikan dan daging yang terjadi pada beberapa bulan belakangan. Formalin sendiri digunakan sebagai zat pengawet agar produk olahan tersebut tidak lekas busuk/terjauh dari mikroorganisme. Penyalahgunaan formalin ini membuka kacamata masyarakat untuk bersifat proaktif dalam memilah-milah mana zat aditif yang dapat dikonsumsi dan mana yang berbahaya.

Secara umum, zat aditif makanan dapat dibagi menjadi dua yaitu : (a) aditif sengaja, yaitu aditif yang diberikan dengan sengaja dengan maksud dan tujuan tertentu, seperti untuk meningkatkan nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman dan kebasaan, memantapkan bentuk dan rupa, dan lain sebagainya. Dan kedua, (b) aditif tidak sengaja, yaitu aditif yang terdapat dalam makanan dalam jumlah sangat kecil sebagai akibat dari proses pengolahan.

Bila dilihat dari sumbernya, zat aditif dapat berasal dari sumber alamiah seperti lesitin, asam sitrat, dan lain-lain, dapat juga disintesis dari bahan kimia yang mempunyai sifat serupa dengan bahan alamiah yang sejenis, baik susunan kimia, maupun sifat metabolismenya seperti karoten, asam askorbat, dan lain-lain. Pada umumnya bahan sintetis mempunyai kelebihan, yaitu lebih pekat, lebih stabil, dan lebih murah. Walaupun demikian ada kelemahannya yaitu sering terjadi ketidaksempurnaan proses sehingga mengandung zat-zat berbahaya bagi kesehatan, dan kadang-kadang bersifat karsinogen yang dapat merangsang terjadinya kanker pada hewan dan manusia.

Beberapa Contoh Zat Aditif

Zat aditif makanan telah dimanfaatkan dalam berbagai proses pengolahan makanan, berikut adalah beberapa contoh zat aditif :
 (Tabel 1.1)
Makanan yang berwarna-warni merupakan daya tarik yang paling utama di kalangan anak-anak. Mereka terkadang tidak memperdulikan bagaimana rasa makanan atau minuman yang ingin mereka beli. Kadangkala aroma yang wangi, rasa yang lezat, dan tekstur yang lembut bisa jadi akan diabaikan jika warna dari makanan itu tidak menarik atau tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dari makanan itu.

Apa sih bahan pewarna makanan itu?

Bahan pewarna makanan terbagi dalam dua kelompok besar yakni pewarna alami dan pewarna buatan. Di Indonesia, penggunaan zat pewarna untuk makanan (baik yang diizinkan maupun dilarang) diatur dalam SK Menteri Kesehatan RI No. 235/MenKes/Per/VI/79 dan direvisi melalui SK Menteri Kesehatan RI No. 722/MenKes/Per/VI/88 mengenai bahan tambahan makanan.

Pewarna alami diperoleh dari tanaman ataupun hewan yang berupa pigmen. Beberapa pigmen alami yang banyak terdapat di sekitar kita antara lain: klorofil (terdapat pada daun-daun berwarna hijau), karotenoid (terdapat pada wortel dan sayuran lain berwarna oranye-merah). Umumnya, pigmen-pigmen ini bersifat tidak cukup stabil terhadap panas, cahaya, dan pH tertentu. Walau begitu, pewarna alami umumnya aman dan tidak menimbulkan efek samping bagi tubuh.

Pewarna buatan untuk makanan diperoleh melalui proses sintesis kimia buatan yang mengandalkan bahan-bahan kimia, atau dari bahan yang mengandung pewarna alami melalui ekstraksi secara kimiawi. Beberapa contoh pewarna buatan yaitu :

Warna kuning : tartrazin, sunset yellow
Warna merah : allura, eritrosin, amaranth.
Warna biru : biru berlian
Kelebihan pewarna buatan dibanding pewarna alami adalah dapat menghasilkan warna yang lebih kuat dan stabil meski jumlah pewarna yang digunakan hanya sedikit. Warna yang dihasilkan dari pewarna buatan akan tetap cerah meskipun sudah mengalami proses pengolahan dan pemanasan, sedangkan pewarna alami mudah mengalami degradasi atau pemudaran pada saat diolah dan disimpan. Misalnya kerupuk yang menggunakan pewarna alami, maka warna tersebut akan segera pudar ketika mengalami proses penggorengan.

Apakah bahan pewarna buatan berbahaya bagi kesehatan ?
Bahan perwarna dapat membahayakan kesehatan bila pewarna buatan ditambahkan dalam jumlah berlebih pada makanan, atau dalam jumlah kecil namun dikonsumsi secara terus-menerus dalam jangka waktu lama. Perlu diperhatikan bahwa pada saat ini banyak pengusaha nakal yang menggunakan zat-zat pewarna berbahaya yaitu zat pewarna bukan untuk makanan (non food grade). Misalnya, pemakaian zat pewarna tekstil atau kulit. Selain itu, terjadi juga penggunaan bahan pewarna buatan dengan dosis tidak tepat. Hal-hal tersebutlah yang dapat membahayakan kesehatan tubuh.

Perilaku hiperaktif pada anak-anak ternyata terkait dengan pewarna makanan dan pengawet sodium benzoat, sebut penelitian yang diterbitkan “The Lancet”, baru-baru ini. Dampak zat-zat tersebut sangat luas, kata para peneliti. Mereka menyarankan para orangtua mengatur makanan anak-anak mereka, karena langkah itu ternyata cara mudah untuk menangani perilaku hiperaktif.

Para peneliti di Universitas Southampton, Inggris selatan, merekrut 153 balita berumur tiga tahun dan 144 anak-anak berumur delapan atau sembilan tahun. Keduanya dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok diberi juice buah biasa dan yang lain diberi minuman yang rasa dan tampaknya sama dengan juice itu, padahal mengandung pengawet. Kedua minuman itu dipasok ke para orangtua dalam botol serupa tanpa keterangan apapun dan tersegel. Kelompok “pengawet” dibagi ke dalam dua grup. Satu grup diberi “Campuran A,” minuman yang mengandung pewarna buatan yang biasa ada dalam permen ukuran dua kantong 56 gram. Grup lainnya diberi “Campuran B”, dengan tingkat pewarna yang lebih tinggi, setara empat kantong permen itu. Kedua minuman campuran itu punya takaran sodium benzoat yang sama. Sebelum percobaan selama enam pekan itu dilakukan, para peneliti minta orangtua dan guru menilai anak-anak mereka dalam segi overaktif, impulsif dan perilaku kurang memerhatikan, yang semuanya adalah ciri-ciri hiperaktif.

Penilaian juga dilakukan oleh para pengamat terlatih (bahkan oleh para sarjana psikologi), yang duduk di kelas dan mencatat perilaku masing-masing anak, sesuai ukuran-ukuran yang berlaku secara internasional. Selama sepekan pertama pecobaan, anak-anak menerima makanan biasa. Setelah itu, semua permen-permen dan minuman yang menggunakan pengawet tidak lagi diberikan, lalu para orangtua diminta menggantinya dengan minuman percobaan dalam botol tersebut.

Takaran minuman yang diberikan kepada anak-anak itu disesuaikan dengan takaran pewarna pada makanan mereka sehari-hari. Para orangtua tidak tahu manakah Campuran A, Campuran B atau juice asli. Enam pekan kemudian, anak-anak itu kembali dinilai tingkat hiperaktifnya. Campuran A memberi efek yang “merugikan secara signifikan” kepada balita usia tiga tahun, meski Campuran B tidak berpengaruh terhadap kelompok itu. Pada kelompok usia 8-9 tahun, Campuran A maupun Campuran B punya efek yang kuat.

“Secara keseluruhan, anak-anak yang diberi minuman campuran, maju sekitar 10 persen ke arah hiperaktif. Kita sekarang punya bukti nyata bahwa campuran antara pewarna tertentu dengan pengawet benzoat memengaruhi tingkah laku anak-anak secara merugikan,” (Jim Stevenson, yang juga profesor psikologi di universitas Southampton).

Peringatan mengenai zat tambahan pada makanan serta akibatnya terhadap kesehatan anak-anak sudah disampaikan sejak tiga puluh tahun lalu, namun bukti konkret mengenai peringatan itu selalu dinyatakan masih kurang atau tidak ilmiah.

Para dokter di Amerika Serikat (AS), rata-rata memandang hiperaktivitas sebagai masalah kejiwaan (ADHD) dan memberi resep obat merk paten, ritalin. Mereka mengemukakan penggunaan obat kuat untuk memengaruhi pikiran adalah langkah berbahaya. Dalam penelitian terbaru itu, Campuran A berisi 45 mg sodium benzoat dan 20 mg pewarna makanan bernama sunset yellow (European food code E110), carmoisine (E122); tartrazine (E102); dan ponceau 4R (E124). Campuran B berisi 45 mg sodium benzoat dan 30 mg pewarna sunset yellow (E110); carmoisine (E122); quinoline yellow (E110) dan allura red AC (E129). Gula maupun pengganti gula tidak menjadi fokus dalam penelitian itu.

Bagaimana cara menghindari penggunaan zat warna buatan dalam produk makanan ?.
1. Setiap kali membeli produk makanan, baca jenis dan jumlah pewarna yang digunakan dalam produk tersebut.
2. Perhatikan label pada setiap kemasan produk. Pastikan di label itu tercantum izin dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yang tertulis: “POM dan Nomor izin pendaftaran”. Atau jika produk tersebut hasil industri rumah tangga maka harus ada nomor pendaftarannya yang tertulis : “ P-IRT dan nomor izin pendaftaran”.
3. Untuk produk makanan yang tidak dikemas secara khusus, sebaiknya pilih makanan atau minuman yang warnanya tidak terlalu mencolok, karena kemungkinan warna tersebut berasal dari bahan pewarna bukan makanan (non food grade) seperti pewarna tekstil.



Diolah dari berbagai sumber.

Layangan Hasil Daur Ulang

Ternyata semakin kepepet memang semakin kreatif. Layangan ini saya beli di satu daerah di Kabupaten Bogor dengan harga yang sangat murah. Bahan dari layangan ini adalah plastik bekas dari makanan ringan yang ditempel. Layangan ini juga sangat diminati karena berbahan plastik tetapi sangat tipis sehingga lebih kuat dari yang berbahan kertas. Tinggal beli benang layangannya dan langsung diterbangkan.

Bagaimana kualitas jajanan di sekolah anak anda?

Ilmu pengetahuan mengenai penyakit, kesehatan dan gizi sudah semakin berkembang dan mendapatkan penelitian yang dapat membuktikan bahwa asupan makanan yang kita makan sehari-hari akan berdampak pada penyakit yang mungkin tidak kita rasakan saat kita kecil, tetapi akan lebih terasa pada saat kita sudah semakin berumur.
Mengapa kalau kita lihat orang tua jaman dahulu bisa terlihat segar dan sehat? Banyak yang diteliti seperti di Jepang pun ternyata karena kebiasaan makanan sehari-hari. Buku-buku mengenai pencegahan penyakit pun bersumber pada makanan yang bergizi dan bermutu.
Tetapi kita sering lupa bahwa seperti juga kita pada saat kecil jajan di sekolah, anak-anak kita pun jajan di sekolah tanpa adanya kontrol dari orang tua. Padahal makanan pada saat pertumbuhan itu adalah sangat penting. Jajanan tersebut dapat mengandung bahan-bahan yang tidak sehat dan malah mematikan, tetapi karena kandungannya sedikit maka efeknya pun tidak langsung. Kadang kita hanya takut bahwa jajanan jalanan itu berpenyakit karena banyak lalat, cara penyimpanan yang tidak baik, penanganan perangkat makan seperti piring dan sendok yang kotor, penjual yang sehabis menerima uang langsung memegang makanan, dll. Ternyata makanan saat ini banyak mengandung bahan berbahaya seperti pewarna untuk tekstil, formalin, dan zat pengawet lainnya.
Semua ini tentunya sudah menjadi rahasia umum, pedagang dan penjual bahan pun umumnya tahu tetapi karena demi keuntungan maka banyak yang tutup mata saja. Walaupun BPOM sudah memiliki program untuk penyuluhan, penertiban dan lainnya, menurut saya hal ini akan tetap ada karena ujung-ujungnya adalah keuntungan bisnis sehingga mati satu tumbuh seribu. Bila ada yang mau mengikuti aturan dan menjual dengan harga mahal, maka kompetitornya akan tetap menggunakan bahan-bahan yang lebih murah walaupun salah sehingga yang benar akhirnya akan mati.
Oleh karena itu, lebih baik kita menyiapkan sendiri makanan kecil dan snack untuk anak kita yang masih di sekolah. Yang pasti hal ini jelas lebih bersih dan sehat karena kita juga mengetahui kualitas bahan yang kita pakai. Selain itu juga pastinya lebih ramah lingkungan karena akan mengurangi plastik, pembungkus dan lainnya yang dipakai untuk menjual makanan. Makanan bisa kita masukkan ke tempat lunch box yang kecil dan disesuaikan.
Beberapa ide untuk makanan: buah-buahan (yang sudah dipotong atau belum), roti, kue, biskuit, hingga makanan yang cukup berat dengan nasi, pasta, kentang, dan lainnya.
Menyiapkan makanan kecil untuk anak kita tidak lama, dengan durasi antara 5-10 menit setiap hari. Apalagi bila anda memiliki pembantu rumah tangga maka beberapa hal dalam persiapannya dapat dibantu dan di delegasikan. Tetapi dengan waktu yang singkat ini, anda dapat memastikan kesehatan dan tumbuh kembang anak anda yang akan menjadi jauh lebih baik untuk masa depannya.
jadi, sehat dan ramah lingkungan tentunya menjadi motivasi yang baik untuk anda segera memulai hal ini.
Rate This

Entry Filed under: Lingkungan Rumah,Manifesto Hijau,Sehat Hijau. Tag: lunch box, bawa makanan, jajan sekolah, jajanan, bpom.akuinginhijau.or.id

Minggu, 27 Desember 2009

Apa itu Sekolah Adiwiyata??

Kata ADIWIYATA berasal dari 2 kata Sansekerta ”ADI” dan ”WIYAT A”. ADI mempunyai makna: besar, agung, baik, ideal atau sempurna. WIYATA mempunyai makna: tempat dimana seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan, norma dan etika dalam berkehidupan sosial.

Bila kedua kata tersebut digabung, secara keseluruhan ADIWIYATA mempunyai pengertian atau makna: Tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan.

TUJUAN PROGRAM ADIWIYATA

Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggungjawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.

Kegiatan utama Program Adiwiyata adalah mewujudkan kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia .

Norma Dasar Program Adiwiyata

Program dan kegiatan yang dikembangkan harus berdasarkan norma-norma dasar dan berkehidupan yang meliputi antara lain: Kebersamaan, Keterbukaan, Kejujuran, Keadilan, dan Kelestarian Fungsi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam.

Prinsip-prinsip Dasar Program Adiwiyata

• Partisipatif: Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggungjawab dan peran.

• Berkelanjutan: Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif.

Keuntungan mengikuti Program Adiwiyata

Keuntungan yang diperoleh sekolah dalam mengikuti Program Adiwiyata adalah:

• Meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan operasional sekolah dan penggunaan berbagai sumber daya.

• Meningkatkan penghematan sumber dana melalui pengurangan konsumsi berbagai sumber daya dan energi.

• Meningkatkan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif bagi semua warga sekolah.

• Menciptakan kondisi kebersamaan bagi semua warga sekolah.

• Meningkatkan upaya menghindari berbagai resiko dampak lingkungan negatif dimasa yang akan datang.

• Menjadi tempat pembelajaran bagi generasi muda tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar.

INDIKATOR DAN KRITERIA PROGRAM ADIWIYATA

Dalam mewujudkan Program Adiwiyata telah ditetapkan 4 (empat) indikator :

1. Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan
2. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan
3. Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif
4. Pengembangan dan atau Pengelolaan Sarana Pendukung Sekolah Yanga Ramah Lingkungan

PELAKSANAAN PROGRAM

• Proses Seleksi tahap awal



• Proses Penilaian

Penilaian awal dilakukan terhadap dokumen yang berisi kuesioner dan kelengkapannya serta rencana kegiatan. Penilaian selanjutnya adalah kunjungan lapangan dalam rangka verifikasi hasil penilaian dokumen, melalui observasi dan wawancara mendalam dengan seluruh warga sekolah yang relevan. Proses penilaian dilakukan oleh tim pusat maupun tim daerah bersama dengan stakeholder terkait.



• Pemberian Penghargaan

Penghargaan yang diberikan kepada calon Sekolah Adiwiyata dan Sekolah Adiwiyata ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup atas rekomendasi Dewan Pertimbangan Adiwiyata, yang terdiri dari pakar lingkungan dan pakar pendidikan lingkungan.

Adapun bentuk penghargaan sebagai berikut:

• Sertifikat untuk Calon Sekolah Adiwiyata, bagi sekolah yang dapat memenuhi 4 indikator Adiwiyata di tahun 1.

• Trophy perak untuk Sekolah Adiwiyata, bagi sekolah yang telah mengembangkan 4 indikator Adiwiyata di tahun ke-2 dan tahun ke-3.

• Trophy emas untuk Sekolah Adiwiyata Mandiri dari Presiden RI, bagi sekolah yang selama 3 tahun berturut-turut telah menunjukkan perkembangan kinerja 4 indikator Adiwiyata secara konsisten.

Presiden Tetapkan Hari Menanam pohon

Jakarta, 10/11 (ANTARA) - Dalam upaya memasyarakatkan gerakan menanam dan memelihara pohon secara nasional sebagai sikap hidup dan budaya bangsa, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan tanggal 28 November 2008 sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia. Penetapan tersebut dituangkan dalam bentuk Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2008 tentang Hari Menanam Pohon Indonesia. Tanggal tersebut
juga ditetapkan sebagai awal dimulainya penanaman pohon serentak di seluruh ndonesia.
Kegiatan menanam pohon tersebut dilanjutkan dengan penetapan kegiatan menanam pohon
selama bulan Desember, sebagai Bulan Menanam Pohon Nasional.
Penetapan tersebut juga merupakan upaya melakukan kesinambungan terhadap kegiatan
pencanangan Aksi Penanaman Serentak Indonesia dan Pekan Pemeliharaan Pohon di Desa
Cibadak, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor tanggal 28 Nopember 2007, yang
merupakan awal dimulainya kegiatan menanam selama bulan Desember 2007 sebagai Bulan
Menanam Nasional.
Kegiatan tersebut merupakan momentum strategis bangsa Indonesia dalam upaya mengantisipasi perubahan iklim global, degradasi dan deforestasi hutan dan lahan, serta kerusakan lingkungan lainnya yang mengakibatkan penurunan produktivitas alam dan kelestarian lingkungan.
Menindaklanjuti terbitnya Keppres Nomor 24 tahun 2008 tersebut, saat ini tengah dilakukan
persiapan pelaksanaan Pencanangan Hari Menanam Pohon Indonesia oleh Presiden RI pada
tanggal 28 Nopember 2008 yang akan datang, bertempat di areal Dodiklatpur Rindam III
Siliwangi, Desa Ciuyah, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten.
Pencanangan Hari Menanam Pohon Indonesia dilaksanakan pukul 09.00 waktu setempat,
ditandai dengan pemukulan kentongan dan dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti oleh Presiden RI. Penanaman pohon secara simbolik Presiden RI beserta Ibu Hj. Ani Bambang Yudhoyono dijadwalkan setelah pembacaan do'a, diikuti oleh undangan lainnya. Untuk pelaksanaan Aksi Penanaman Pohon di daerah (propinsi/kabupaten), dengan
mempertimbangkan kondisi waktu yang bertepatan dengan hari Jum'at, maka dijadwalkan
pelaksanaannya serentak pada pukul 09.00 waktu setempat.
Untuk penanaman simbolis, disiapkan bibit pohon yang terdiri dari beberapa jenis kayu dan Multi Purpose Trees Species 1 / 2 Presiden RI Tetapkan Hari Menanam Pohon Indonesia(MPTS) khas daerah setempat. Adapun jenis bibit yang disiapkan untuk penanaman simbolis yaitu Nyamplung, Buni, Sukun, Rambutan, Damar, Nyawai, Kokolecean, Mahoni
Tuesday, 08 December 2009 11:39

Selasa, 20 Oktober 2009

"Panduan Praktis Mengatasi Banjir"

Bencana alam bisa terjadi kapan saja, dimana saja dan menimpa siapa saja. Kita harus selalu siap menghadapainya. Berikut ini tips yang bisa dijadikan pegangan jika bencana itu melanda.

Tips Menghadapi Banjr
1. Pasa saat banjir kita harus sesegera mungkin mengamankan barang-barang berharga ke
tempat yang lebih tinggi.
2. Mematikan aliran listrik di dalam atau hubnungi PLN untuk mematikan aliran di wilayah yang
terkena banjir.
3. Mencoba mengungsi ke daerah amana sedini mungkin saat genangan air masih
memungkinkan untuk diseberangi
4. Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir.
5. Jika air terus meninggi hubungi instansi terkait dengan penanggulangan bencana seperti
kantor kepala desa, lurah maupun camat.

Tips Menghadapi Longsor
Yang harus dilakukan pada saat dan setelah longsor
1. Karena longsorterjadi pada saat yang mendadak, evakuasi penduduk segera setelah diketahui
tanda-tandatebing akan longsor
2. Segera hubungi pihak terkait dan lakukan pemindahan korban dengan hati-hati
3. Segera lakukan pemindahan penduduk ke tempat yang aman.

Ciri Daerah Rawan Longsor
1. Daerah berbukit dengna kemiringan lebih dari 20 derajat
2. Lapisan tanah tebal di atas lereng
3. SIstem tata air dan tata guna lahan yang kurang baik
4. Lereng terbuka atau gundul
5. Terdapat retakan tapal kuda pada bagian atas tebing
6. Banyaknya mata air/rembesan air pada tebing disertai longsoran-longsoran kecil
7. Adanya aliran sungai di dasar lereng
8. Pembebanan yan berkelebihan pada lereng seperti adanya bangunan rumah atau sarana
lainnya
9. Pemotongan tebing untuk pembangunan rumah atau jalan.,

Tips
Upaya mengurangi tanah longsor
1. menutup retakan pada atas tebing dengan material lempung
2. Menanami lereng dengan tanaman serta memperbaiki tata air dan tata guna lahan
3. Waspada terhadap mata air/rembesan air pada lereng
4. Waspada pada saat curah hujan yang tinggi pada waktu yang lama